spanduk halaman

Berita

Terapi Oksigen Hiperbarik: Penyelamat bagi Penyakit Dekompresi

13 tayangan

Matahari musim panas menari-nari di atas ombak, mengundang banyak orang untuk menjelajahi dunia bawah laut melalui menyelam. Meskipun menyelam menawarkan kegembiraan dan petualangan yang luar biasa, menyelam juga memiliki potensi risiko kesehatan—terutama, penyakit dekompresi, yang biasa disebut "penyakit dekompresi".

gambar 1

Memahami Penyakit Dekompresi

 

Penyakit dekompresi, yang sering dikenal sebagai penyakit penyelam, penyakit saturasi, atau barotrauma, terjadi ketika seorang penyelam naik terlalu cepat dari lingkungan bertekanan tinggi. Selama penyelaman, gas-gas, terutama nitrogen, larut ke dalam jaringan tubuh di bawah tekanan yang meningkat. Ketika penyelam naik terlalu cepat, penurunan tekanan yang cepat memungkinkan gas-gas terlarut ini membentuk gelembung, yang mengakibatkan berkurangnya sirkulasi darah dan kerusakan jaringan. Kondisi ini dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala, memengaruhi sistem muskuloskeletal, dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius.

Statistik seputar penyakit dekompresi sangat mengkhawatirkan: angka kematian bisa mencapai 11%, sementara angka kecacatan bisa mencapai 43%, yang menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Bukan hanya penyelam yang berisiko, tetapi juga penyelam non-profesional, nelayan, penerbang di dataran tinggi, individu obesitas, dan mereka yang berusia di atas 40 tahun dengan masalah kardiovaskular juga rentan terhadap penyakit dekompresi.

gambar 2

Gejala Penyakit Dekompresi

 

Gejala penyakit dekompresi biasanya bermanifestasi sebagai nyeri pada lengan atau kaki. Tingkat keparahannya dapat bervariasi, diklasifikasikan sebagai:

Ringan: Gatal pada kulit, bercak-bercak, dan sedikit nyeri pada otot, tulang, atau persendian.

Sedang: Nyeri parah pada otot, tulang, dan persendian, disertai beberapa gejala neurologis dan gastrointestinal.

Berat: Gangguan sistem saraf pusat, kegagalan peredaran darah, dan disfungsi pernafasan, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen atau bahkan kematian.

Penelitian menunjukkan bahwa kerusakan sistem saraf, pernapasan, dan peredaran darah menyumbang sekitar 5-25% kasus penyakit dekompresi parah, sementara lesi ringan hingga sedang umumnya memengaruhi kulit dan sistem limfatik, yang menyumbang sekitar 7,5-95%.

gambar 3

Peran Terapi Oksigen Hiperbarik

 

Terapi oksigen hiperbarik (HBO) merupakan pengobatan yang terbukti efektif untuk penyakit dekompresi. Intervensi ini paling efektif jika diberikan selama fase akut penyakit, dengan hasil yang berkaitan erat dengan tingkat keparahan gejala.

Mekanisme Aksi

Terapi HBO bekerja dengan meningkatkan tekanan lingkungan di sekitar pasien, yang menghasilkan efek penting berikut:

Penyusutan Gelembung Gas: Meningkatnya tekanan mengurangi volume gelembung nitrogen dalam tubuh, sementara tekanan yang lebih tinggi mempercepat difusi nitrogen dari gelembung ke dalam darah dan cairan jaringan di sekitarnya.

Peningkatan Pertukaran Oksigen: Selama perawatan, pasien menghirup oksigen, yang menggantikan nitrogen dalam gelembung gas, memfasilitasi penyerapan dan pemanfaatan oksigen yang cepat.

Sirkulasi yang Lebih Baik: Gelembung yang lebih kecil dapat bergerak menuju pembuluh darah kecil, meminimalkan area infark dan meningkatkan aliran darah.

Perlindungan Jaringan: Terapi ini mengurangi tekanan pada jaringan dan mengurangi kemungkinan kerusakan sel.

Koreksi Hipoksia: Terapi HBO meningkatkan tekanan parsial oksigen dan kandungan oksigen darah, dengan cepat mengoreksi hipoksia jaringan.

 

Kesimpulan

 

Kesimpulannya, terapi oksigen hiperbarik merupakan alat vital untuk melawan penyakit dekompresi, yang memberikan manfaat langsung dan berpotensi menyelamatkan jiwa. Dengan meningkatnya kesadaran tentang risiko yang terkait dengan menyelam dan efektivitas terapi HBO, penyelam dan calon penderita dapat membuat keputusan yang tepat untuk melindungi kesehatan mereka.


Waktu posting: 27-Agu-2024
  • Sebelumnya:
  • Berikutnya: